tugas 4 tekkom
Assembly Code
01. mov a2,R0
02. mov a1,R1
03. mov b2,R2
04. mov b1,R3
05. sub R1,R0
06. mul R0,R0
07. sub R3,R2
08. mul R2,R2
09. add R2,R0
10. fsqrt R0
11. mov radius,R1
12. lt R0,R1
13. jmpf R1,(15)
14. prt (“Titik berada di luar lingkaran”)
15. gt R0,R1
16. jmpf R1,(19)
17. prt (“Titik berada di dalam lingkaran”)
18. jmp R1,(20)
19. prt (“Titik berada tepat pada lingkaran”)
20. ….
Tugas Tekkom – 3
S → AF | B * AS’
F → +SS’ | -SS’
S’ → +AS’ | -AS’ | ε
B → aBB’ | a(a+B)B’ | bB’
B’→ (a+B)B’ | *aB’
B → aG | bB’
G → BB’ | (a+B)B’
B’ → (a+B)B’ | *aB’
A → a
First S → {a,b}
First F → {+,-}
First S’ → {+,-, ε}
First B → {a,b}
First G → {a,b,(}
First B’ → {(,*}
Follow S → {$,+,-}
Follow S’ → {$}
Follow B → {$,a,b,)}
Follow B’ → {$}
Follow F → {$,+,-}
Follow G → {$,a,b,)}
2.
S → if E then S | if E then sS else S | V:= E
V → id |id[E]
E → E+T |E-T|T
T → T*F|T/F|F
F → V|(E) |const
Tentukan First, Follow, dan tabel dari production diatas!
Jawaban:
S → If E then SS’ | V:=E
S’ → ԑ | else S
V → idV’
V’→ ԑ|(E)
E → TE’
E’ → +TE’|-TE’| ԑ
T → FT’
T’→ *FT’ | /FT | ԑ
F → V|(E)| const
First (S) = {if, id}
First (S’) = {ε, else}
First (E) = { id, ( , const}
First (E’) = {+, -, ε}
First (T) = {id,(, const}
First (T’) = {*, /,ε }
First (F) = {id,(, const}
First (V) = {id}
First (V’) = {a b c}
Follow (S) = {$}
Follow (S’) = {$}
Follow (E) = { then, $,),]}
Follow (E’) = { then, $,),]}
Follow (T) = {+, -}
Follow (T’) = {+, -}
Follow (F) = {*,/ }
Follow (V) = {:}
Follow (V’) = {:}
3.
S → a=A
A → aA’ |bA’
A’ → +AA’ | ԑ
Tentukan First, Follow, dan tabel dari production diatas!
Jawaban:
First (S) ={a}
First (A) = {a,b}
First (A’) = {+, ԑ}
Follow(S) ={$}
Follow(A) ={$, +}
Follow(A’) = {$, +}
4.
be → bt be’
be’ → or bt be’
be’ → ԑ
bt → bf bt’
bt’ → and bf bt’
bt’ → ԑ
bf → not bf
bf → (be)
bf → true
bf → false
Input : not(true or false) and true and true and false not (false) true
Jawaban:
First (be) = {not , ( , true , false}
First (be’) = {or , ε}
First (bt) = {not , ( , true , false}
First (bt’) = {and , ε}
First (bf) = {not , ( , true , false}
Follow (be) = {$ , )}
Follow (be’) = {$ , )}
Follow (bt) = {or , $ , )}
Follow (bt’) = {or , $ , )}
Follow (bf) = {or, $, ) , and}
TUGAS METNUM – 1
1. Perusahaan tambang yang sedang melakukan eksplorasi melakukan penelitian kandungan emas disuatu tempat. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan emas mengikuti jalur lintasan y=f(x) = ex . Menurut data satelit, untuk mendapatkan kandungan emas terbanyak ada di posisi x=0.4. Jika posisi pengeboran tersebut dihitung menggunakan pendekatan deret Taylor sampai dengan 4 suku pertama, hitunglah ( pembulatan 4 angka dibelakang koma),Hitunglah :
a. Nilai f(0.5) untuk fungsi f(x) = ex
b. Galat mutlak dan relatifnya.
Nilai e = 2,7183
JAWAB :
2. Seorang pembuat boneka ingin membuat dua macam boneka yaitu boneka A dan boneka B. Kedua boneka tersebut dibuat dengan menggunakan dua macam bahan yaitu potongan kain dan kancing. Boneka A membutuhkan 10 potongan kain dan 6 kancing, sedangkan boneka B membutuhkan 8 potongan kain dan 8 kancing. Permasalahannya adalah berapa buah boneka A dan boneka B yang dapat dibuat dari 82 potongan kain dan 62 kancing ? Selesaikan dengan metode gauss-Jourdan !
JAWAB :
3. Carilah nilai x1, x2 dan x3 dari sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan metode dekomposisi LU.
STEP – 1
U11 = 2
U12 = -5
U13 = 1
L21u11 = -1 ; L21 = -1/2
L31u11 = 3 ; L31= 3/2
L21u12+u22 = 3 ; u22 = 3-5/ = ½
L21u12 + L32u22 = -4 ; L32 = 7
L21U13+U23 = -1 ; U23= -1/2
L31U13 + L32U23+U33 =2 ; U33= 4
STEP 2
y1= 12
-½y1 + y2 = -8
½ (12) + y2 =-8
Y2 = -2
3/2 y1 + 7y2 + y3 = 16
3/2 (12) + 7(-2) + y3 =16
18 -14 + y3 = 16
4+y3 = 16
Y3 = 12
STEP 3
4×3 = 12
X3 = 3
½ x2 + (-½)x3 = -2
½ x2 + (-½)(3) = -2
½ x2 -3/2= -2
½ x2 = – ½
X2 =-1
2 x1 + (-5)x2 + x3 = 12
2×1 + (-5)(-1)+ 3 = 12
2×1 +5 +3 =12
2×1 +8 =12
2×1 = 4
X1 = 2
ERD instagram
WEB DATABASE
Perbedaan Data dan Informasi
Database, Database Schema, Database Instance, Meta Data
Teknologi web database
DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke database.
Web static dan dinamis
Website Dinamis biasanya memiliki front-end dan back end. Front end adalah halaman-halaman situs yang bisa diakses pengunjung, sedangkan back-end yang biasa disebut CMS (content management system) atau biasa juga disebut Admin Area, atau kalau di dunia blog dikenal dengan nama Dashboard, berfungsi untuk mengupdate halaman-halaman front-end. Jadi halaman back end biasanya hanya bisa diakses oleh pemilik atau pengelola situs dengan username dan password yang telah ditetapkan.
DBMS AND DCM
DBMS digunakan untuk memanipulasi database, sedangkan DCM digunakan untuk menghandle komunikasi antar jaringan pada DBMS.
DDL VS DML
Perbedaan DDL dan DML
1. Data Definition Language (DDL)
Bahasa yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari basis data, di dalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan relasinya Contoh: CREATE, DROP, dan ALTER. Hasil kompilasi dari perintah DDL adalah satu set dari table yang disi
2. Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang digunakan untuk menjabarkan pemrosesan dari basis data, fasilitas ini diperlukan untuk memasukkan, mengambil, mengubah data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi basis data
Ada 2 jenis DML :
1. Procedural DML
Digunakan untuk mendefinisikan data yang diolah dan perintah yang akan dilaksanakan.
2. Non Procedural
Digunakan untuk menjabarkan data yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara pengambilannya.
KEY
Key adalah satu gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua basis data (row) dalam tabel secara unik.
Key di dalam database berfungsi sebagai suatu cara untuk mengidentifikasi dan menghubungkan satu tabel data dengan tabel yang lain.
- Primary Key (Kunci Primer)
-
Foreign Key (Kunci Tamu)
Foreign Key adalah atribut yang digunakan sebagai key penghubung kedua tabel dan melengkapi satu relationship (hubungan) terhadap primary key yang menunjukan keinduknya.
- Composite Key
- Alternative Key adalah candidate key yang tidak dipilih sebagai primary key.
-
Sekunder key adalah sebuah atribut atau kombinasi yang digunakan hanya untuk tujuan pengambilan data.
Teknik Kompilasi 2
Top-down parsing merupakan sebuah strategi untuk menganalisis data dari hipotesa umum struktur parse tree dan kemudian mempertimbangkan apakah struktur-struktur fundamental yang dikenal kompatibel dengan hipotesis. Contoh jenis parser yang menggunakan strategi parsing top-down adalah parser LL.
Mengapa Top – Down Parsing harus menghilangkan left-recursion & left-factoring?
Karena jika terdapat left-recursion dan left-factoring, akan terjadi ambiguitas pada saat top-down parser mencoba untuk mengurai input yang ambigu terhadap sebuah CFG dan juga memuungkinkan terjadinya looping terus menerus. Hal itu mungkin memerlukan beberapa langkah eksponensial untuk mencoba semua alternatif dari CFG untuk menghasilkan semua kemungkinan parse tree,, yang pada akhirnya akan membutuhkan ruang memori eksponensial (kompleksitas ruang bertambah). Dengan adanya ambiguitas, maka waktu pemrosesan menjadi lebih lama sehingga akan memunculkan masalah kompleksitas waktu.
Teknik kompilasi
RE : (ba|bb)*(a|b)*b
Ubah RE sampai DFA minimization, untuk mengubah RE menjadi DFA ada 2 cara yaitu menggunakan tree dan menggunakan cara NFA epsilon.
Cara I
- Pertama-tama kita membuat tree dari RE, dan memberikan node akhir dengan angka urut. Lalu kita menentukan Firstpost dan Lastpost dari setiap node, untuk nantinya menentukan start state. Hasil dari proses diatas dapat dilihat pada Gambar1 dibawah ini. So yang dihasilkan adalah {1,3,5,6,7}.
Gambar 1
Dalam menentukan followpos, ada beberapa ketentuan:
- Node akhir memiliki nilai false (not nullable) dan nilai dari first dan lastpost nya adalah sesuai dengan nomor urutnya.
- untuk tanda ( | ) firspostnya adalah gabungan dari node kedua anaknya. Nilai true atau falsenya ditentukan dari kedua anaknya, jika keduanya true maka true, jika salah satu false maka false. (and relationship).
- untuk tanda (*) nilainya adalah nullable maka true, lalu firstpost nya adalah firstpos dari children 1 (kiri) dan lastpostnya dari children2(kanan).
- untuk tanda (.)
– untuk firstpost, jika children1 (kiri) bernilai nullable(true) maka nilainya adalah gabungan dari firstpost c1(kiri) dan c2(kanan). Jika c1 tidak bernilai true maka firstpostnya adalah c1.
– untuk lastpost, jika children2 (kanan) bernilai nullable(true) maka nilainya adalah gabungan dari lastpost c1(kiri) dan c2(kanan). Jika c2 tidak bernilai true maka lastpostnya adalah c2.
5. untuk tanda (+) nilainya adalah not nullable maka false, lalu firstpost nya adalah firstpos dari children 1 (kiri) dan lastpostnya dari children2(kanan)
2. Selanjutnya kita mencari Followpost untuk menemukan pergerakan/perpindahan dari satu input keinput lainnya. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Followpost adalah node mana yang mungkin dilalui saat kita ada di node tertentu.
Gambar 2
3. Langkah berikutnya yaitu mencari perpindahan state beserta inputnya, membutuhkan state awal {S0} yang telah didapat dari langkah 1, yaitu first post dari induk tree. Proses ini dimulai dari state awal{S0}, dan di setiap state kita cari pergerakan dari state tersebut bila diberikan input yang ada (pada soal ini input nya{a,b}), lalu kita hubungkan dengan Followpost dari langkah 2 (Gambar 2). Bila hasil penelusuran tidak sama dengan state yang telah ada makadibuat state baru dan dicari lagi dengan proses diatas. Dan bila di state tersebut terdapat angka Lastpost {8} di Gambar 1 maka state tersebut dijadikan finish state (*). Hasil proses ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Contoh pengerjaan:
{So} berisi {1,3,5,6,7}. Untuk input a, cari di antara nomor 1,3,5,6,7 yang mengandung a, yaitu nomor 5. Maka kita tuliskan So input a adalah followpos dari 5 yaitu {5,6,7} dan seterusnya.
Gambar 3
Dan dari Gambar 3 kita dapat menggambarkan setiap state lalu menghubungkan setiap state sesuai dengan hasil dari input yang diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4
Cara II –NFA Epsilon
Gambar 5
2. Data node dan closure dari setiap input. Mulai dari mencari So. So didapat dari e-closure node yang paling pertama yaitu node 0. Cek node 0 jika diinput epsilon akan ke node mana saja. Node-node tersebut menjadi S1. Selanjutnya cek node S1 dan seterusnya, bila diberi input a atau input b, maka node hasil inputan a atau b tersebut akan mengarah ke node apa saja bila diberi input epsilon.
3. Buat DFA nya. Hasil DFA dari cara tree maupun NFA epsilon akan sama.
DFA Minimization
Setelah kita menemukan DFA seperti pada Gambar 4 maka kita juga dapat menentukan DFA Minimazion. DFA Minimization dapat ditemukan dengan cara kita memisahkan antara final state dan yang bukan final state dan kita beri pengelompokan tersebut dengan nilai index (1,2) seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 5. Dan kemudian kita telusuri kembali setiap state tersebut, contoh kita mulai dari state S0lalu kita beri input a, kita lihat pada Gambar4 kemana S0 akan pindah bila diberi input tersebut. Disini kita lihat input a akan membuat perpindahan ke state S1 dan kita lihat lagi pada Gambar5, berada diindex manakah S1, dan S1 terdapat diindex 1, maka kita berikan tanda index di sebelah kiri atas (1S1), lalu kita input S0 dengan b, kemanakah dia akan berpindah dan hasil perpindahan tersebut ada diindex berapa dan kita berikan tanda index lagi (2S2). Dan proses diteruskan hingga semua state telah ditelusuri.
Gambar 5
Lalu setelah kita mencari hasil perpindahannya kita kelompokan lagi setiap state yang akan menuju state dan index yang sama dan berikan setiap state index baru. Gambar dapat dilihat pada bagian bawah. State yang memiliki index yang sama nanti nya akan dijadikan 1 state (Gambar 6).
Lalu setelah kita menemukan state mana yang dijadikan index yang sama maka langkah selanjutnya adalah kita menggambarkan state yang ada diman state dengan index yang sama dijadikan kedalam satu node. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6
Hello world!
Welcome to Binusian blog.
This is the first post of any blog.binusian.org member blog. Edit or delete it, then start blogging!
Happy Blogging 🙂